Logo Saibumi

Perjuangan Pensiunan Guru Meminta Hak Tabungan di Koperasi Betik Gawi: Masih Belum Jelas

Perjuangan Pensiunan Guru Meminta Hak Tabungan di Koperasi Betik Gawi: Masih Belum Jelas

Beberapa pensiunan guru usai mediasi di Koperasi Pegawai Negeri Betik Gawi Bandar Lampung. Foto : Ade / Saibumi.com

Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Perjuangan para pensiunan guru yang meminta hak dana tabungan simpanannya di Koperasi Pegawai Negeri Betik Gawi Bandar Lampung masih belum mendapatkan titik terang.

Usai melakukan mediasinya dengan pengurus Koperasi Pegawai Negeri Betik Gawi, Kordinator perwakilan tim tujuh, Hazimah pihaknya masih merasakan belum lega setelah audiensi dengan Ketua, Joko Purwanto berlangsung di Kantor yang berada di jalan Wolter Monginsidi Bandarlampung, pada Selasa (10/9/2024).

Audiensi itu merupakan tindak-lanjut dari tuntutan pengambilan uang yang selama ini anggota kumpulkan di koperasi tersebut dengan kisaran nilai enam miliar. Hingga kini, uang tersebut masih tak jelas dimana keberadaannya dan siapa yang meminjamnya.

BACA JUGA: Reklame Diduga Melanggar Aturan di Jl. Worter Mongonsidi, Disperkim Kota: Akan Kita Surati

"Kami belum lega, tidak ada kelegaan. Ini masih ngambang, belum puas. Kesimpulan pertemuan tadi belum terlihat uang kami bakal kembali," kata perwakilan anggota koperasi, Hazimah kepada wartawan.

Pasalnya, Joko Purwanto selaku ketua koperasi baru memberikan data utang piutang tersebut usai didemo para anggota. Terlebih lagi data yang diberikan itu belum global.

"Setelah kita demo baru data ini turun. Jadi bapak Joko baru menyerahkan beberapa data yang berhutang di koperasi. Jadi ada yang pinjam sebelum pensiun, ternyata setelah pensiun belum juga dibayar," bebernya.

"Ada yang seratus juta, lima puluh juta. Jadi pak Joko meminta tim tujuh ini ikut membantu menegur atau menagih kepada pihak yang masih berhutang ini," imbuhnya.

Dengan solusi yang ditawarkan Joko, para anggota merasa tambah direpotkan meskipun berdampingan dengan pengurus koperasi. Alih-alih menuai hasil tabungan, malah disuruh menagih utang.

"Tapi, dalam beberapa hari kita turun mereka tetep ga bayar, maka kita akan lanjutkan ke pihak yang berwajib. Hukum yang jalan, karena ini sudah sangat lama sekali dan bukan sedikit juga utang ini," timpalnya.

Azimah menyebut, dari data yang diberikan Joko, masih terdapat dugaan pinjaman terselubung.

"Bahkan pinjaman ini sepertinya ada yang miliaran. Itu partai besar. Ada data yang belum jelas. Kita hari ini kesini minta duit, tapi pak Joko nyata-nyata bilang uang itu masih beredar di luar dalam bentuk pinjaman," sebutnya.

Mereka pun merasa heran, kenapa uang sebanyak itu dipinjam tanpa dilakukan penagihan. "Saya bilang, kenapa sih kok ga ditagih lho. Sampe kami pensiun uang itu belum terbayar karena masih dipinjam dengan orang yang enak tidur," kata Hazimah

"Jadi terus terang, saya turun dari sini kecewa dan belum lega. Belum bisa tidur kami. Masih mikir kemana ya duit kami," paparnya. Selain demikian, para pensiunan itu juga belum puas dengan data yang dibeberkan Joko. Karena, dari jumlah data piutang yang ada, baru ada 1,6 miliar.

Sementara uang yang mereka tuntut berkisar enam miliar. "Itu mungkin data lama, karena burem memang. Saya minta print ulang," lugasnya.

Ia juga menuturkan, sejatinya koperasi sudah semerawut sebelum diketuai Joko. Namun, hal itu masih berlanjut hingga saat ini.

Sementara itu, saat ditemui di ruang audiensi Ketua Koperasi Betik Gawi Joko Purwanto mengatakan ia bertanggungjawab semaksimal mungkin atas hal ini.

"Tadi sudah saya sampaikan mengenai data uang yang diluar ini kepada tim tujuh. Mereka saya minta bantu untuk mendampingi dan mencross cek si A atau si B yang meminjam uang tersebut," kata Joko.

Ia menyebut, uang itu dipinjam oleh anggota, pengurus bahkan pihak ketiga. "Pihak ketiga itu orang yang dulu ada kerjasama dengan koperasi, kemudian yang sudah pensiun juga ada masih meninggalkan utang," sebutnya.

Dia menyampaikan, failed pinjaman ini sudah terjadi sebelum ia menjadi ketua. "Kan memang ada kepengurusan sebelumnya, nah saat ini data2 itu masih saya telusuri. Dari bendahara sekarang ke bendahara yang terdahulu," ujarnya.

"Saya ini baru menjabat sebagai ketua pada 2018. Begitu saya jadi ketua, temen-temen masuk masa pensiun. Tiap bulan itu 20 sampai 25 ada yang pensiun," tambahnya.

Sementara, kata Joko lagi, uang iuran wajib di koperasi tersebut berhenti setelah anggota pensiun. Sedangkan pemasukan tidak ada ditambah lagi pinjaman yang belum dibayarkan.

"Jadi uang keluar lanjut, uang masuk ini sudah berhenti, dan sekarang ini tinggal bagaimana uang yang ada diluar ini kita selamatkan," sambungnya. (Ade)

BACA JUGA: Reklame Diduga Melanggar Aturan di Jl. Worter Mongonsidi, Disperkim Kota: Akan Kita Surati

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA