Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Sidang pekan ke-lima Terdakwa Andi Desfiandi yang tak lain adalah pemberi suap ke Rektor Non Aktif Unila, Prof Karomani kembali digelar di Pengadilan Negeri Tanjungkarang pada Rabu 14 Desember 2020. 

Dalam pelaksanaannya, beberapa saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ialah Ketua Senat Universitas Lampung (Unila) nonaktif Muhammad Basri, Agus Faisal staf di Rektorat Unila dan Fajar Riandi, Satpam Yayasan Alfian Husein dan berjaga di rumah Ary Meizari Alfian.

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Wilayah Lampung, Rabu 14 Desember 2022

Kemudian, Helmi Yusuf, paman mahasiswa Kedokteran Unila ZAL dan Lis Yulianti, Kepala Divisi Manajemen Resiko Bank Lampung, keponakan kandung Andi Desfiandi dan orang tua mahasiswa Kedokteran Unila ZAG.

Ketua Senat Universitas Lampung (Unila) nonaktif Muhammad Basri dalam kesaksiannya, menyebutkan total uang yang diterimanya dengan total sebanyak Rp780 juta.

"Semuanya Rp780 juta yang saya terima dari tiga orang," ungkapnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, total uang tersebut kemudian diserahkan kepada Heryandi. Dari jumlah tersebut, lanjut M. Basri, dirinya diberikan Rp150 Juta oleh Heryandi dan Rp330 Juta diberikan kepada Dekan Fakultas Teknik Unila Helmy Fitriawan yang merupakan Ketua PMB Unila. 

"Sisanya Heryandi. Helmy dikasih sama Heryandi karena kata Pak Heryandi Helmy enggak pernah dikasih oleh pak Karomani (Rektor Unila)," jelasnya.

M. Basri menjelaskan, para penitip memberikan berkas berisi nomor pendaftaran lewat dirinya, dan diteruskan langsung kepada Heryandi. 

"Saya enggak paham bagaimana cara pak Heryandi meloloskan, karena memang tidak ada omongan kalau harus memberikan uang untuk melanjutkan, setelah lulus baru mereka memberikan uang," pungkasnya. (*)

BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Wilayah Lampung, Rabu 14 Desember 2022