Logo Saibumi

765 Hektare Lahan Pertanian Padi di Lampung Kekeringan 

765 Hektare Lahan Pertanian Padi di Lampung Kekeringan 

Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Selama periode El Nino, terjadi perubahan aliran angin dan distribusi suhu di atmosfer. Dampaknya dapat meluas ke seluruh dunia dan mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai daerah. 

 

Mengutip laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. 

BACA JUGA: Petrus Tjandra Pengusaha Nasional Asal Lampung Akan Menggelar Acara Akbar Parade Budaya dan Kerukunan Umat Beragama Datangkan KH Said Aqil Siradj

 

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk seperti di Indonesia.

 

Selain itu, Fenomena El Nino dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor pertanian. 

 

Di Provinsi Lampung, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi memaparkan, lahan pertanian padi di Bumi Ruwa Jurai yang mengalami kekeringan akibat Fenomena El Nino mencapai 765 hektare.

 

Berikut rincian yang dipaparkan Arinal Djunaidi, saat menggelar konferensi pers di Mahan Agung, Bandar Lampung pada Selasa, 5 September 2023. 

 

1. Lampung Selatan mencapai 205 hektare

2. Tulang Bawang 134 hektare. 

3. Lampung Barat 118 hektare. 

4. Pesawaran 120 hektare. 

5. Lampung Timur 68 hektare.

6. Way Kanan 45 hektare. 

7. Pringsewu 49 hektare. 

8. Pesisir Barat 25 hektare.

 

“Dari total luasan tersebut, maka potensi kehilangan dari dampak El Nino mencapai 1.954 ton gabah panen (GKP),” ungkapnya. 

 

Kemudian dilanjutkannya, Kekeringan yang terjadi saat ini juga berdampak pada terjadinya gagal panen (puso) di beberapa daerah. Yaitu di Lamsel (2 ha), Tulangbawang (85 ha), Pesawaran (5 ha), dan Pringsewu (1 ha).

 

Selanjutnya terkait antisipasi, Arinal Djunaidi menguraikan bahwa untuk penanganan dampak El Nino, saat ini Pemprov Lampung sudah melakukan beberapa langkah.

 

"Seperti melaksanakan percepatan tanam dan optimalisasi lahan tadah hujan, pemilihan komoditas/varietas dan waktu tanam. Dengan memilih varietas toleran kekeringan (Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10 Inpari 10, Rindang/agritan, Rindang 2 agritan, dan varietas local sejenis," jelasnya

 

“Identifikasi permasalahan dan sumber daya air, penggunaan bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah, gropyokan dan pemanfaatan agens hayati untuk mengatasi OPT yang timbul akibat dampak kekeringan,” sambungnya. 

 

Tak hanya itu, Pemprov Lampung juga mengimbau kepada petani untuk mengurangi penggunaan pestisida, karena penggunaan pestisida yang berlebihan akan merusak biologi dan struktur kimia dan fisika tanah sehingga akan menyebabkan tanah lebih cepat mengalami kekeringan. (*)

BACA JUGA: Petrus Tjandra Pengusaha Nasional Asal Lampung Akan Menggelar Acara Akbar Parade Budaya dan Kerukunan Umat Beragama Datangkan KH Said Aqil Siradj

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA