Logo Saibumi

Proyek Longspan LRT Gatsu-Kuningan Dituding Salah Desain, Pertanyaan Muncul Tentang Perancangnya

Proyek Longspan LRT Gatsu-Kuningan Dituding Salah Desain, Pertanyaan Muncul Tentang Perancangnya

Saibumi.com (SMSI), Jakarta - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut longspan Gatot Subroto-Kuningan pada Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek salah desain. Hal tersebut membuat LRT Jabodebek tidak bisa melaju dengan kencang.

 

Diketahui LRT Jabodebek ditargetkan operasi pada bulan Agustus ini. Namun proyek ini punya sejumlah catatan. Lantas siapa perancang LRT Gatsu Kuningan? Simak penjelasan berikut ini.

 

BACA JUGA: Rp814,7 Miliar Telah Digelontorkan Untuk Perbaikan 17 Ruas Jalan di Lampung 

Longspan LRT Jabodebek Gatsu-Kuningan Disebut Salah Desain

 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut longspan Gatot Subroto menuju Kuningan salah desain. Alhasil sehingga kereta LRT Jabodebek tidak bisa melaju kencang.

 

"Itu salah desain karena dulu Adhi (Adhi Karya, perusahaan jasa konstruksi) sudah bangun jembatannya, dia nggak ngetes sudut kemiringan keretanya," kata pria yang akrab disapa Tiko itu pada Selasa (1/8/2023).

 

"Sekarang kalau belok harus pelan sekali karena harusnya lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, bisa belok sambil speed up karena tikungannya udah terlanjur dibikin sempit, mau nggak mau keretanya harus jalan 20 km/jam, pelan banget," sambung Tiko.

Perancang Longspan LRT Jabodebek Buka Suara

Sosok perancang longspan LRT Jabodebek Gatsu-Kuningan adalah Arvilla Delitriana, seorang insinyur lulusan ITB. Wanita yang akrab disapa Dina ini mengatakan bahwa yang berwenang menjawab persoalan itu adalah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

 

"Untuk ini yang berwenang menjawab adalah dari pihak DJKA Kementerian Perhubungan, yang mendesain alinyemennya," ucap Dina pada Selasa (1/8/2023).

 

Dina mengatakan bahwa timnya menyesuaikan desain struktur dan pondasi. Selain itu dia juga mengatakan bahwa kekuatan struktur menyesuaikan kecepatan LRT yang lewat.

 

"Tim kami menyesuaikan desain struktur dan pondasinya saja. Kekuatan struktur menyesuaikan kecepatan LRT yang lewat, dibatasi dengan kondisi alinyemen," ujarnya.

 

Dina juga menambahkan bahwa alinyemen sudah mempertimbangkan sejumlah hal. Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah keterbatasan lahan.

"Alinyemen itu sudah mempertimbangkan banyak hal terutama masalah keterbatasan lahan yang apabila mengakomodir alinyemen lebih baik, sehingga laju kereta bisa lebih cepat, maka pembebasan lahan yang dibutuhkan akan sangat banyak dan mahal biayanya," jelas Dina.

 

Apa Itu Alinyemen?

Dikutip dari laman perusahaan jasa konstruksi Adhi Karya, pembangunan sebuah jalan memerlukan perencanaan yang disebut dengan geometrik atau alignment. Istilah alignment dikenal sebagai alinyemen dalam bahasa Indonesia.

 

Dengan adanya perencanaan geometrik, maka dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi para penggunanya. Perencanaan itu dititikberatkan pada perencanaan fisik sehingga bisa memberi pelayanan optimal dalam arus lalu lintas.

 

Perencanaan geometrik jalan dibagi menjadi 2 yakni Horizontal Alignment dan Vertical Alignment. Horizontal Alignment biasanya tegak lurus pada bidang peta atau termasuk tikungan dan belokan.

 

Sementara itu Vertical Alignment adalah garis yang dibentuk oleh bidang vertikal seperti puncak tanjakan dan lembah turunan.

 

Sumber: Suara.com

BACA JUGA: Rp814,7 Miliar Telah Digelontorkan Untuk Perbaikan 17 Ruas Jalan di Lampung 

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA