Logo Saibumi

Polda Lampung Benarkan Korban Mbah Slamet di Banjarnegara Ada yang Berasal dari Kabupaten Pesawaran 

Polda Lampung Benarkan Korban Mbah Slamet di Banjarnegara Ada yang Berasal dari Kabupaten Pesawaran 

Foto: Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad | Saibumi.com/Riduan

Saibumi.com (SMSI), Pesawaran - Korban dari Dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara, Slamet Tohari (45) atau biasa dipanggil "Mbah Slamet" yang membunuh korbannya dengan air minum yang dicampur racun ikan ternyata ada yang berasal dari Lampung. 

 

Adapun dua warga Provinsi Lampung yang turut menjadi korban Mbah Slamet di Kabupaten Banjarnegara, merupakan pasangan suami-istri asal Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, bernama Irsyad dan Wahyu Triningsih. 

BACA JUGA: Ayo Daftar 8 Sekolah Kedinasan Resmi Dibuka, MenpanRB: 4.672 Formasi Tersedia 

 

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa ada korban yang berasal dari Lampung atau lebih tepatnya Kabupaten Pesawaran. 

 

Menurutnya Polda Lampung akan membantu Polda Jawa Tengah dalam mengungkap kasus tersebut.

 

"Iya benar, hal itu juga sudah diyakinkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo dan juga Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona yang membenarkan bahwa kedua korban itu merupakan warganya," ungkapnya, saat dikonfirmasi saibumi.com Rabu (5/4/2023). 

 

Lebih lanjut, menurut Pandra Polda Lampung akan membantu Polda Jawa Tengah dalam penyelidikan kasus tersebut. 

 

"Kami sudah berkordinasi dengan Polda Jawa Tengah," jelasnya. 

 

Kemudian, Polda Lampung berencana akan mengambil sampel DNA terhadap keluarga almarhum.

 

"Rencananya Tim DVI Biddokes Polda Lampung akan melakukan pengambilan Sampel DNA pada Keluarga kedua almarhum, kami juga telah berkoordinasi dengan Polres Pesawaran dan Pemda setempat," paparnya. 

 

Diketahui, Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet adalah dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara. Mbah Slamet menipu lalu membunuh 12 korbannya dengan racun potas. 

 

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengungkap seluruh korban mati lemas dan tidak ada tanda kekerasan pada jenazah.

 

Ketika korban menagih uang kepada Slamet, ia mengundang korban ke rumah dengan alasan melakukan ritual penguatan selama 1 jam.

 

"Setelah ritual sekitar setengah 8 malam, saya suruh minum yang dicampur dengan potasium dan obat penenang," ungkap Slamet di tempat eksekusi sekaligus kuburan massal korbannya, Selasa (4/4/2023). 

 

Slamet mengaku efek racun potas terbilang cepat. Pasalnya setelah meminumnya, korban langsung lemas dan tidak bisa berteriak minta tolong.

 

"Tidak bisa bilang apa-apa, muntah sedikit. 5 menit kemudian tidak terasa apa-apa. Nggak sampai bilang apa-apa. Saat meninggal dunia, nadinya betul-betul mati. Baru dikubur," tandasnya. (*)

BACA JUGA: Ayo Daftar 8 Sekolah Kedinasan Resmi Dibuka, MenpanRB: 4.672 Formasi Tersedia 

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA