Logo Saibumi

Merebak di Sumsel dan Bengkulu, Peternak Sapi Lampung Diminta Waspadai Penyakit LSD 

Merebak di Sumsel dan Bengkulu, Peternak Sapi Lampung Diminta Waspadai Penyakit LSD 

Foto: Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi | Saibumi.com/Riduan

Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Seiring merebaknya wabah Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Sumatera Selatan dan Bengkulu, Provinsi Lampung melakukan pencegahan ketat, baik masuk ataupun keluarnya hewan ternak dari Bumi Ruwa Jurai. 

 

"Penyakit LSD menjadi resiko besar buat kami di Lampung, karena sampai saat ini sudah sampai ke Sumatera Selatan dan Bengkulu. Ini menjadi atensi kita terkait lalu lintas ternak, kita telah mengedarkan surat edaran ke 15 Kabupaten-Kota agar ada pendekatan kepada pedagang, untuk tidak membeli atau melalulintaskan ternak yang sakit, bergejala LSD ke Provinsi Lampung," ungkap Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi, saat ditemui Jumat (3/2/2023). 

BACA JUGA: Waktunya Ganti Suasana Rumah, Intip Tips Dekorasi Rumah Hunian bersama Tokopedia

 

Lebih lanjut, Anwar menyampaikan upaya-upaya untuk mengurangi resiko telah dilakukan pihaknya seperti pengambilan sampel terhadap hewan ternak yang bergejala LSD. 

 

"Mitigasi kita lakukan dengan melakukan survei gejala klinis di lapangan yang artinya kita menggunakan pusat kesehatan hewan yang berada di masing-masing kabupaten/kota, bila ditemukan sapi atau hewan ternak yang bergejala LSD itu diambil sampel dan dilaporkan, setelah itu kita akan melakukan uji klinis," jelasnya. 

 

Disinggung pengambilan sampel hewan yang bergejala LSD berada di lokasi mana, Anwar menuturkan ada dua lokasi di Lampung yang telah diambil sampel. 

 

"Jadi ada beberapa sampel yang kita ambil itu di Lampung Tengah dan Lampung Timur. Untuk hasilnya sampai hari ini kita belum mendapatkan yang Positif LSD," tuturnya. 

 

Sementara itu, sudah berapa hewan ternak yang bergejala, menurutnya ada beberapa. 

 

"Enggak banyak, itu datanya ada di balai pihak penguji. Penyakit ini muncul karena virus, dan virus belum ada obatnya, dan yang lebih beresiko adalah vaksinnya pun Lampung belum ada, karena ini penyakit baru. Kita saat ini melakukan pencegahan, seperti disinfeksi kandang itu harus diutamakan. Kemudian, kita akan menambah disinfektan selain untuk pencegahan, itu juga untuk menanggulangi penyakit lain," ujarnya. 

 

Selanjutnya, Anwar juga menambahkan pihaknya akan terus melakukan memperketat pos-pos perbatasan antar Provinsi guna meminimalisir penyebaran Penyakit LSD. 

 

"Ini terus kita jaga, seperti tadi pencegahan di perbatasan provinsi walaupun jumlahnya pos-pos masuk sangat banyak jangan sampai ada kebobolan disitu," tegasnya. 

 

Perlu diketahui, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.

 

Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum). (*)

BACA JUGA: Waktunya Ganti Suasana Rumah, Intip Tips Dekorasi Rumah Hunian bersama Tokopedia

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA