Saibumi.com (SMSI), Bandarlampung - Akhir-akhir ini penularan virus Covid-19 di Indonesia semakin tinggi. Selain itu, mutasi virus ini pun memunculkan berbagai varian baru yang tak kalah berbahaya seperti Alpha, Beta dan Delta. Ketiganya memiliki gejala yang sedikit berbeda antar satu sama lain.

Berikut adalah perbedaannya.

1. Varian Alpha
Variab Alpha atau B.1.1.7 ditemukan pertama kali Inggris dan diperkirakan lebih menular dibanding dengan varian sebelumnya. Menurut data CDC, varian ini mengalami mutasi pada reseptor binding domain (RBD) protein spike pada posisi 501, dimana asam amino asparagine (N) telah diganti dengan tirosin (Y) sehingga disebut dengan N501Y.

BACA JUGA: Bupati Bantul : Wacana DIY Lockdown, Ini Masalah Kabupaten/Kota se-DIY

Gejala yang ditimbulkan varian Alpha yaitu batuk terus-menerus, sakit dada, dan demam, kehilangan indera rasa dan bau, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, diare, kebingungan serta terdapat ruam pada kulit.

2. Varian Beta
Varian Beta atau B.1.351 ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada awal Oktober yang dianggap lebih mudah menginfeksi orang-orang berusia muda. Varian ini membawa mutasi yang disebut E484K, yang membantu virus menghindari sistem kekebalan seseorang serta penggunaan vaksin diketahui tidak bekerja dengan baik untuk melawannya, misalnya saja vaksin AstraZeneca.

3. Varian Delta
Varian Delta atau B.1.617.2 diketahui pertama kali di bulan Oktober di India dan menular serta dapat menghindari respons imun tubuh. Varian ini diprediksi segera menjadi virus yang paling dominan di dunia serta menyebabkan wabah cepat di negara-negara yang tingkat vaksinasinya rendah.
Gejala dari varian ini yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan dan kehilangan indera perasa atau penciuman. (SB.06)

BACA JUGA: Bupati Bantul : Wacana DIY Lockdown, Ini Masalah Kabupaten/Kota se-DIY